Sekolah laboratorium Pancasila di IKN bangun aspirasi masyarakat adat

 


Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Budaya Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Andre Notohamijoyo menyatakan sekolah laboratorium Pancasila di Ibu Kota Nusantara (IKN) membangun aspirasi masyarakat adat.

“Ketika berbicara tentang Pancasila, nilainya Pancasila, kita harus berbicara pada bagaimana sebuah kondisi yang sifatnya harus bottom-up (pembangunan dari bawah ke atas), jadi tidak hanya top-down (atas ke bawah), tetapi yang berbasis aspirasi masyarakat, bagaimana yang terkait dengan mereka, apa yang mereka butuhkan, afirmasi seperti apa yang harus didorong,” katanya

Ia menyampaikan hal tersebut saat ditemui usai pembukaan puncak Festival Harmoni Budaya Nusantara (FHBN) di Alun-Alun Kabupaten Penajam Paser Utara. “Bagaimanapun ini (pembangunan kebudayaan dan revolusi mental) tidak boleh terlepas dari seluruh program pemerintah, bagaimana kita menjunjung tinggi dari masyarakat adat, penghayat kepercayaan, maupun masyarakat-masyarakat lokal yang tentunya harus kita perkuat. Sekolah laboratorium Pancasila ini seharusnya bisa menjadi sebuah awal untuk mendorong penguatan yang lain,” katanya.

Ia mencontohkan permainan tradisional yang saat ini sudah langka di tengah masyarakat, khususnya di kalangan anak muda sebagai salah satu dampak kemajuan teknologi. “Perkembangan teknologi informasi, gawai, dan lain-lain, itu perlahan masyarakat sudah melupakan, khususnya generasi muda, gen Z maupun gen Alpha, sudah sangat tidak memahami, apa itu namanya gasing, gobak sodor, permainan-permainan seperti, mengapa kita tahu tentang K-Pop, drama Korea, sementara seharusnya, wujud pelestarian kebudayaan maupun pemajuan harus ada di sini, seperti silat, sekarang sudah sedikit orang yang tahu tentang pencak silat,” ucapnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama