Arsitek Universitas Kristen Indonesia Dinar Ari Wijayanti menilai Istana Negara dan Istana Garuda (Istana Presiden) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, menjadi panutan karena pelaksanaan pembangunannya mengadopsi multi disiplin ilmu. "Tak hanya arsitektur, tetapi juga harus mempertimbangkan struktur hingga keamanan," kata Dinar di Jakarta, Jumat.
Dengan demikian, kata Dinar yang juga aktif sebagai pengurus Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) ini, istana di IKN menjadi karya yang tidak hanya indah tetapi juga menjadi contoh bangunan cerdas, handal, fungsional serta memiliki makna. Sebelumnya, Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Diana Kusumaastuti dalam seminar daring menjelaskan hadirnya kedua istana tersebut melalui perjalanan panjang dari perencanaan hingga pembangunan.
Ia menyebut, hal itu berawal dari lomba desain pada 28 Maret 2022 dan dimenangkan arsitek Daliana Suryawinata. "Kalau ada yang menyebut mengapa bentuknya seperti itu. Karena banyak pendekatan yang diterapkan mulai dari keindahan, bangunan cerdas, kehandalan, fungsional, termasuk makna," kata Diana.
Bahkan dia menyebut untuk keamanan, sebelumnya berkonsultasi dengan pasukan pengamanan presiden termasuk dengan TNI/ Polri. Tak hanya itu, lanjutnya, di dalam bangunan istana itu harus ada simbol-simbol yang disematkan mulai dari kebangsaan, keberlanjutan, identitas bangsa. "Kalau di Amerika Serikat dikenal dengan White House maka untuk IKN simbolnya burung garuda yang kemudian direalisasikan oleh karya Nyoman Nuarta," katanya.
Tags:
Joko Widodo