Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, fundamental perekonomian Indonesia masih terjaga di tengah momen ketidakpastian global yang meningkat. Ia pun memproyeksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil, di mana pada kuartal I-2024 akan mencapai kisaran 5 persen, dan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023 sebesar 5,04 persen. "Ekonomi Indonesia masih cukup resilience, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2024 diperkirakan akan tetap berada di atas 5 persen," ujar dia,
Bendahara negara bilang, prospek ekonomi nasional yang masih positif utamanya ditopang oleh permintaan domestik yang kuat, baik dari sisi konsumsi pemerintah atau konsumsi rumah tangga. Dari sisi konsumsi pemerintah, Sri Mulyani bilang, pemerintah telah melakukan sejumlah belanja yang bersifat front loading, atau digelontorkan terlebih dahulu, seperti belanja untuk pelaksanaan pemilihan umum serta pembayaran tunjangan hari raya (THR) aparatur sipil negara (ASN) serta pensiunan.
"Ini memberikan dukungan pada belanja pemerintah yang memperkuat belanja masyarakat atau daya beli masyarakat," katanya. Sumber pertumbuhan ekonomi lain, yakni pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, juga diprediksi tumbuh positif, utamanya investasi yang berkaitan dengan sektor konstruksi.
Prospek positif itu dibuat dengan melihat pelaksanaan pembangunan proyek strategis nasional (PSN) serta aktivitas konstruksi swasta yang bergeliat, didukung oleh insentif perpajakan yang diberikan. Namun demikian, sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari kinerja ekspor diyakini belum pulih, selaras dengan normalisasi harga komoditas unggulan yang masih berlangsung. "Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024, diperkirakan tetap berada di sekitar 5 persen," ucap Sri Mulyani.