Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang saat ini digencarkan Pemerintah merupakan salah satu strategi besar dengan tujuan akhir untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045. Impian Indonesia 2015-2085 menekankan pentingnya sumber daya manusia (SDM) negeri ini yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia, serta perlunya Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia.
Hal ini kemudian ditindaklanjuti Visi Indonesia Emas 2045 yang menekankan dua dari empat pilar yakni pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan ekonomi berkelanjutan. Penekanan pada aspek SDM dan pembangunan keberlanjutan tersebut selaras dengan tantangan megatren dunia menuju 2045, terutama berkaitan dengan pesatnya kemajuan teknologi dan talenta digital di tataran global.
Perlu diakui dalam sektor digitalisasi, Indonesia masih cukup tertinggal. Hal ini terlihat pada kebutuhan talenta digital Indonesia yang diperkirakan sebanyak 9 juta sampai tahun 2035, yang per tahunnya diperkirakan harus menghasilkan 600 ribu talenta digital, sementara Pemerintah sendiri saat ini baru mampu menghasilkan 200-400 ribu digital talent per tahun.
Hal ini tentunya menimbulkan ketidakselarasan dalam link and match di sektor teknologi informasi karena pelaku usaha dan pemberi kerja kesulitan dalam mencari SDM-SDM lokal yang memiliki kompetensi digital. Tidak hanya itu, tantangan lainnya adalah fenomena digital nomad atau talenta digital yang mampu bekerja secara fleksibel dan daring di mana pun, bahkan lintas batas negara dengan memanfaatkan penguasaan teknologi digital.
Tantangan-tantangan era digitalisasi inilah yang berupaya dijawab oleh kehadiran kota cerdas atau smart city. Pembangunan IKN sebagai kota cerdas merupakan salah satu prinsip pengembangan dengan tujuan menegaskan pembangunan IKN sebagai Ibu Kota baru Indonesia yang dinamis, inklusif, didukung oleh masyarakat, serta siap menghadapi masa depan.
Tags:
Joko Widodo